Pada pria, Diabetes dapat menyebabkan impotensi pria, yang terdiri dari kesulitan atau ketidakmampuan untuk memiliki atau mempertahankan ereksi penis dalam setidaknya 50% dari upaya untuk melakukan hubungan seksual. Dipercaya bahwa ini terjadi karena perubahan endokrin, vaskular, neurologis dan psikologis, yang akhirnya merugikan ereksi. Pelajari Mengapa Diabetes Dapat Menyebabkan Impotensi Memahami Mengapa Diabetes Dapat Menyebabkan Impotensi Seksual. Selain itu, diyakini juga bahwa penyakit ini dapat merusak kualitas dan produksi spermatozoa.
Pada wanita, penyakit ini juga dapat memiliki dampak negatif pada kesuburan mereka, seperti infertilitas, gangguan menstruasi, peningkatan kemungkinan aborsi atau menopause dini dapat terjadi. Namun, hubungan antara diabetes dan infertilitas masih perlu diteliti lebih lanjut secara ilmiah sehingga hubungan mereka dan kemungkinan perawatan dapat diidentifikasi.
Cara Mencegah Infertilitas
Untuk mencegah masalah ketidaksuburan yang disebabkan oleh diabetes dianjurkan untuk menjaga penyakit di bawah kontrol dengan menjaga kadar glukosa darah dalam ideal, melalui nutrisi yang tepat, olahraga dan penggunaan obat yang diresepkan oleh dokter. Lihat apa yang harus dimakan agar diabetes tetap terkendali dalam Apa yang Harus Makan di Diabetes.
Untuk pasangan yang mencoba untuk hamil, sebelum mencurigai bahwa diabetes telah menyebabkan ketidaksuburan, Anda perlu memahami bahwa wanita dapat memerlukan waktu hingga 1 tahun untuk hamil, jadi hanya disarankan untuk berkonsultasi dengan dokter setelah periode tersebut. Dokter kemudian akan menyelidiki apakah ada masalah yang perlu ditangani sehingga pasangan bisa hamil.
Komplikasi Diabetes Lainnya
Diabetes dapat meningkatkan kemungkinan depresi, sehingga masalah seperti gangguan ejakulasi, penurunan libido dan penurunan lubrikasi vagina juga dapat menyebabkan infertilitas pada pasangan.
Selain itu, biasanya ada rasa haus, peningkatan dorongan untuk buang air kecil, kelaparan, kelelahan dan sirkulasi yang buruk, dan penyakit ini juga dapat menyebabkan penyakit lain seperti masalah ginjal, masalah mata seperti glaukoma, katarak atau retinopati, atau masalah sistem saraf seperti neuropati diabetik.