Anoksia serebral adalah suatu kondisi yang ditandai oleh kurangnya oksigen di otak, yang dapat menyebabkan kematian neuron dan mengakibatkan kerusakan otak ireversibel. Annoxia dapat terjadi karena perdarahan atau pernafasan, misalnya, dan semakin lama otak berjalan tanpa oksigen, semakin serius konsekuensinya.
Tingkat keparahan cedera juga terkait dengan wilayah otak yang tidak memiliki pasokan oksigen. Karena sistem saraf pusat sulit beregenerasi, lesi bisa permanen.
Gejala anoksia serebral
Karena kekurangan oksigen di otak, sel-sel saraf mulai mati, yang dapat menyebabkan kerusakan otak yang tidak dapat diperbaiki, yang dapat menyebabkan koma dan bahkan kematian otak. Semakin lama otak berjalan tanpa oksigen, semakin buruk konsekuensinya. Oleh karena itu, penting untuk mengetahui tanda-tanda yang mengindikasikan anoksia serebral:
- Peningkatan denyut jantung;
- Kesulitan bernapas;
- Kehilangan kesadaran;
- Pusing;
- Kebingungan mental;
- Warna biru dari bibir atau kuku;
- Tremor;
- Tidak sadar.
Anoksia serebral dapat terjadi segera setelah lahir, menjadi salah satu penyebab utama asfiksia neonatal. Kekurangan oksigen di otak juga bisa terjadi pada orang tua, terutama mereka yang berisiko tinggi terkena serangan jantung atau stroke. Berikut ini cara mengidentifikasi dan mengobati stroke.
Bagaimana perawatannya dilakukan?
Tujuan utama pengobatan untuk anoksia serebral adalah mengembalikan kadar oksigen di otak. Selain itu, beberapa penelitian dengan sel induk embrio telah dilakukan dan mengklaim bahwa beberapa konsekuensi dari anoksia otak dapat dibalik, tetapi penelitian lebih lanjut masih diperlukan untuk membuat terapi sel induk embrio alternatif untuk jenis kondisi ini. Lihat bagaimana perawatan sel induk dilakukan.