Transplantasi otomatis sumsum tulang secara luas digunakan ketika pasien perlu melakukan perawatan untuk kanker, seperti kemoterapi atau terapi radiasi.
Biasanya, proses auto-transplantasi sumsum tulang terdiri dari menghilangkan sel-sel sehat dari tubuh pasien sebelum perawatan dan kemudian menyuntikkannya lagi ketika perawatan selesai, memungkinkan tubuh untuk memproduksi sel yang lebih sehat.
Transplantasi otomatis sumsum tulang terutama digunakan pada pasien dengan limfoma, multiple myeloma atau leukemia, karena dosis kemoterapi yang lebih besar diperlukan untuk menyembuhkan jenis penyakit ini.
Cara Kerja Transplantasi Sumsum Otomatis
Untuk melakukan pencangkokan sumsum sendiri, ahli onkologi memindahkan sampel sumsum tulang dari pinggul pasien melalui suntikan ke pinggul. Sampel tersebut kemudian dikirim ke laboratorium dan, jika tidak memiliki sel ganas, itu disimpan untuk digunakan setelah kemoterapi dosis tinggi.
Setelah perawatan dengan kemoterapi atau radioterapi, sel sumsum tulang sehat disuntikkan kembali ke aliran darah pasien untuk meningkatkan produksi sel darah, yang sangat berkurang setelah perawatan kanker.
Bagaimana pemulihan sumsum yang ditransplantasikan secara otomatis
Pemulihan total transplantasi sumsum berlangsung dari beberapa bulan hingga dua tahun setelah transplantasi, namun, pasien hanya perlu dirawat di rumah sakit sampai 4 minggu setelah transplantasi, karena selama periode ini ada risiko infeksi dan perdarahan yang lebih tinggi.
Risiko Auto Sumsum Transplantasi
Risiko utama dari transplantasi sumsum tulang belakang otomatis meliputi:
- Mual, muntah atau diare;
- Luka di mulut;
- Rambut rontok;
- Pendarahan yang berlebihan;
- Infeksi berulang, seperti pneumonia;
- Infertilitas;
- Depresi.
Risiko ini lebih sering terjadi pada pasien dengan kanker stadium lanjut karena kemoterapi dosis besar yang digunakan sebelum transplantasi.
Pelajari lebih lanjut tentang bagaimana transplantasi sumsum tulang bekerja di:
- Transplantasi sumsum tulang
- Donasi sumsum tulang